Dana Kelolaan Pinnacle Investment Jadi Rp4,1 Triliun

Jakarta: PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) mencatatkan pertumbuhan aset yang signifikan dalam dua tahun terakhir. Total dana kelolaan dan dana advisory reksa dana Pinnacle bertumbuh jadi Rp4,1 triliun per 31 Agustus 2018.

“Ini prestasi luar biasa dari tim Pinnacle serta dukungan investor,” kata Chief Executive Officer (CEO) Pinnacle Investment Guntur Putra ditemui saat peluncuran dan pencatatan produk perdana (IPO) di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 10 September 2018.

Pinnacle memperoleh izin sebagai manajer investasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juni 2015. Perusahaan investasi berbasis teknologi ini juga merapat izin sebagai penasihat investasi dari OJK.

Dalam kesempatan itu, Guntur menyebut platform PineShares telah diperluas dengan menghadirkan exchange traded fund (ETF) yang ketujuh. Produk baru bantuan kemudahan berinvestasi dengan kode XPTFT ini menggunakan dan mereplikasi indeks FTSE Indonesia sebagai underlying benchmark.

“Hari ini momen dalam industri pasar modal Indonesia. Kami berhasil mencatatkan tujuh ETF di Bursa Efek Indonesia kurang dari dua tahun,” ungkapnya.

Pemilihan FTSE Indonesia sebagai indeks acuan untuk XPFT mencakup 86 persen dari seluruh kapitalisasi pasar yang terdapat di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks ini juga dihuni oleh 10 saham berkapitalisasi besar seperti BBCA, TLKM, BBRI, ASII, BMRI, UNVR, BBNI, UNTR, GGRM, dan HMSP.

Secara rinci, aset dasar portofolio XPFT terdiri dari 80-100 persen efek ekuitas yang terdapat pada FTSE Indonesia. Adapun 0-20 persen sisanya berupa efek utang atau pasar uang.

Menurut Guntur XPFT bakal memberikan imbal hasil optimal secara jangka panjang. Sebab FTSE Indonesia merupakan salah satu indeks yang kinerjanya paling mirip dengan IHSG dalam jangka panjang.

“Kami harap tracking error ETF ini bisa dijaga di bawah satu persen,” ujarnya.

Investor dapat membeli XPFT melalui dealer partisipan yakni PT Indo Premier Sekuritas. Di pasar primer, transaksi XPFT dapat dilakukan dengan nilai minimum satu basket atau 100 ribu unit penyertaan yang setara Rp50 juta. Semenatara pasar sekunder, investor bisa membeli ETF ini dengan biaya minimum Rp50 ribu per satu lot atau 100 unit penyertaan.

“Butuh kerja sama pelaku usaha untuk bantu sisialissi ETF karena perkembangannya luar biasa, reksa dana yang paling likuid, inovatif dan transparan,” tandasnya.

Sumber:
www.medcom.id

Facebooktwitterredditlinkedintumblrmail

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *